
Pemerintah Aceh dan masyarakat di tanoh rencong turut berduka atas kematian Martti Ahtisaari, yang merupakan tokoh juru damai antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan pemerintah Republik Indonesia.
Di Banda Aceh, Senin, Muhammad MTA, Juru Bicara Pemerintah Aceh, menyatakan bahwa gubernur Aceh dan segenap rakyat Aceh turut berduka atas meninggalnya Martti Ahtisaari.
Dia meninggal dunia di Kota Helsinki pada usia 86 tahun, setelah menjabat sebagai Presiden Republik Finlandia dari tahun 1994 hingga 2000.
Untuk diketahui, Martti Ahtisaari bertindak sebagai mediator perdamaian antara GAM dan Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 2005 di Kota Helsinki, Finlandia, di bawah payung Inisiatif Manajemen Krisis (CMI). untuk mencapai perdamaian di Aceh.
Selain berbicara tentang perdamaian, CMI juga sering mengunjungi Aceh untuk melihat perkembangan terbaru setelah perdamaian.
Muhammad MTA mengatakan bahwa Martti Ahtisaari telah melakukan banyak hal untuk perdamaian di Aceh. Dia akan diingat baik oleh rakyat Aceh maupun Indonesia sebagai salah satu orang yang memulai perdamaian di tanah air mereka.
Menurutnya, “Tentunya sebagai salah satu kontribusinya untuk perdamaian dunia.”
Dia berharap bahwa gagasan dan tindakan perdamaiannya akan digunakan oleh semua orang dan negara di seluruh dunia untuk mengubah dunia.
Muhammad MTA menyatakan, “Secara khusus, bagi segenap komponen rakyat Aceh kita berharap untuk tetap bersatu dan kompak dalam menjaga dan melestarikan perdamaian ini demi Aceh yang lebih baik.”
Selain berbicara tentang perdamaian, CMI juga sering mengunjungi Aceh untuk melihat perkembangan terbaru setelah perdamaian.