Banda Aceh | Aceh.co.id
Ketua Badan Reintegrasi Aceh (BRA), Suhendri AMd, mempersilahkan masyarakat untuk bergabung dalam peringatan Hari Damai Aceh (HDA) Ke-18 yang diadakan besok pada Selasa, 15 Agustus 2023. Acara akan dimulai pukul 08.30 WIB di Taman Ratu Safiatuddin, Lampriek, Banda Aceh. HDA adalah peringatan penting yang menggambarkan perjalanan Aceh menuju perdamaian yang berkelanjutan.
Puncak acara HDA ini akan menjadi ajang bersatu bagi masyarakat yang ingin hadir dan menyaksikan secara langsung. Namun, Suhendri menekankan agar para tamu yang hadir tidak membawa serta atau mengibarkan bendera Bulan Bintang dalam peringatan tersebut.
Dalam sejarah, bendera Bulan Bintang masih memunculkan perdebatan sebagai bendera Aceh. Meskipun telah diakui oleh DPRA dan mendapatkan pengesahan pada tahun 2013, bendera ini tidak disetujui oleh pihak-pihak seperti Mendagri, TNI, Polri, dan entitas lain di pusat, karena dianggap sebagai simbol militer GAM dan bertentangan dengan peraturan terkait lambang daerah.
Perubahan terhadap lambang dan bendera Aceh hingga saat ini belum terlaksana sepenuhnya. Meskipun ada usulan untuk menggantinya dengan bendera ‘Alam Peudueng, perubahan tersebut belum terwujudkan. Oleh karena itu, Ketua BRA mengingatkan dengan hormat kepada pengunjung yang akan hadir di acara peringatan Hari Damai Aceh bahwa bendera Bulan Bintang tidak seharusnya dihadirkan.
Hari Damai Aceh Ke-18 akan diselenggarakan dengan sederhana namun penuh makna. Acara ini dihadiri oleh Penjabat Gubernur Aceh, Wali Nanggroe, unsur Forkopimda Aceh, dan tentu saja, Ketua Badan Reintegrasi Aceh (BRA). Acara juga akan dimeriahkan oleh kehadiran Jusuf Kalla, sosok yang menjadi Arsitek Perdamaian Aceh.
Tidak hanya itu, para tamu undangan juga termasuk Duta Besar (Dubes) dari Finlandia dan Manila. Pihak panitia juga telah mengirimkan undangan kepada berbagai tokoh perdamaian dari berbagai kalangan, termasuk tokoh nasional seperti Ketua dan Wakil Ketua DPR-RI dan DPD-RI, serta berbagai lembaga negara tinggi dan anggota Forum Bersama (Forbes) dari Aceh.
Meskipun demikian, hingga saat ini, tokoh-tokoh dari luar Aceh yang telah menyatakan kesediaan untuk hadir adalah Jusuf Kalla serta Dubes Finlandia dan Manila. Peringatan HDA tahun ini akan mengusung tema “Implementasi MoU Helsinki demi Perdamaian Aceh Berkelanjutan”.
Sementara itu, BRA juga akan membagikan sertifikat lahan pertanian yang layak di Kabupaten Aceh Jaya kepada 520 penerima. Fokus pada Aceh Jaya dipilih karena sudah dilakukan pengukuran dan sertifikasi. Penerima lahan pertanian ini termasuk eks kombatan GAM, eks tahanan dan narapidana politik (tapol/napol), serta warga yang menjadi korban konflik. Hal ini sejalan dengan pasal 3.2.5 MoU Helsinki yang mengatur alokasi tanah pertanian yang pantas bagi masyarakat yang terdampak konflik.
Jika Anda ingin menyaksikan peringatan Hari Damai Aceh Ke-18 besok, pastikan untuk mengikuti arahan yang telah dijelaskan, termasuk tentang bendera yang tidak dianjurkan hadir. Acara ini adalah momen penting untuk menghormati perjalanan perdamaian Aceh dan merayakan upaya kolektif menuju masa depan yang lebih harmonis.