Sabtu , 21 Juni 2025

Ubud Bersiap Menjadi Pusat Wisata Kuliner

Sejumlah pengunjung Ubud Food Festival mengabadikan produk makanan

Pariwisata | Aceh.co.id

United Nations Word Tourism Organization (UNWTO) bekerja sama dengan pemerintah Indonesia pada 2018 untuk mengembangkan wisata kuliner Ubud. Dalam kerja sama ini, UNWTO melakukan penelitian tentang potensi transformasi Ubud menjadi destinasi kuliner.

Wisata gastranomi adalah seni mempelajari makanan di setiap langkahnya. Ini mencakup persiapan, pemilihan bahan, proses memasak, seni presentasi, kualitas, dan estetika.

Ubud dipilih karena stakeholder-nya sudah siap dan bekerja sama dengan baik. Tidak hanya makanan, Ubud telah menjadi gaya hidup bagi penduduknya. Ini dapat dilihat dari relief di Yeh Pulu di Ubud, yang sejak abad ke-14 Masehi menceritakan tentang kebiasaan berternak, bertani, dan berburu sebagai bagian dari budaya kuliner lokal.

Helson Siagian, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), menyatakan bahwa persiapan untuk menjadikan Ubud sebagai destinasi gastronomi berkelas dunia sudah selesai. mulai dari langkah-langkah analisis dan diagnosis, pembuatan desain teknis, dan pembuatan rencana bisnisnya.

Dua tahap pertama telah diselesaikan. Sekarang tinggal tahap terakhir, yaitu membuat rencana bisnis. Setelah menghadiri Kick-off Meeting Tindak Lanjut Pilot Project Pengembangan Ubud sebagai Destinasi Gastronomi UNWTO di Ubud, Bali, Jumat (23/6/2023), Helson Siagian menyatakan bahwa targetnya akan selesai pada September nanti.

Kantor Staf Presiden, Pemerintah Kabupaten Gianyar, Indonesia Gastronomy Network, akademisi Universitas Udayana, dan pelaku wisata kuliner di Ubud menghadiri pertemuan yang diadakan oleh Kemenparekraf.

Menurut KSP, pengembangan Ubud menjadi destinasi kuliner global adalah langkah strategis penting untuk mendukung arahan Presiden Joko Widodo, karena akan membawa keunggulan makanan Indonesia dan rempah-rempah ke seluruh dunia. Selain itu, ini akan menjadi pemacu untuk mempromosikan potensi budaya, kuliner, dan agrikultur Bali.

Helson menekankan tiga hal penting untuk mengoptimalkan program tersebut. Pertama, perencanaan yang baik—target harus jelas dan dapat diukur. Kedua, membangun organisasi pengelolaan destinasi (DMO) untuk mengoptimalkan koordinasi pemangku kepentingan. Terakhir, sangat penting untuk membangun komunikasi publik yang luas.

Menurutnya, makanan harus menjadi alasan utama bagi wisatawan untuk mengunjungi Ubud.

Nelson juga optimistis bahwa pengembangan Ubud sebagai destinasi kuliner dunia akan segera terwujud dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan pemangku kepentingan dari seluruh masyarakat. Ini akan memiliki potensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berganda.

Diharapkan daerah lain, terutama lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP): Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang, dapat mengikuti jejak Ubud sebagai destinasi wisata kuliner.

Dalam upaya untuk menjadikan Ubud sebagai destinasi wisata kuliner utama di Indonesia, Ubud Food Festival (UFF) kembali digelar di Ubud, Bali, pada 30 Juni hingga 2 Juli 2023. Ajang ini akan menghadirkan lebih dari 100 ahli kuliner dari seluruh dunia, termasuk dari Indonesia.

Menurut Janet DeNeefe, Pendiri dan Direktur Festival, UFF 2023 akan menawarkan pengalaman di bidang kuliner dan penjelajahan dunia kuliner yang tak terlupakan. Dalam konferensi pers pada hari Kamis (29/6/2023), dia mengatakan, “Kami sangat bersemangat membawa para chef terbaik Asia, telenta muda, pemilik restoran, ahli mixology, penulis makanan, dan para pengusaha dalam ekstravaganza selama tiga hari di Ubud.”

UFF 2023 akan memiliki sesi yang menarik dengan bintang kuliner terkenal. Beberapa di antaranya adalah bintang TV Korea-Amerika Judy Joo yang akan memimpin masterclass Korean BBQ; Bintang TV New Zealand Robert Oliver dan chef Fiji-Samoa Sangeeta Maharaj akan menyajikan cita rasa Polinesia yang luar biasa; dan chef asli Indonesia, seperti Hans Christian, juga akan memberikan pengalaman kolaborasi yang luar biasa di meja makan.

UFF 2023 akan memiliki banyak acara khusus selain peragaan memasak. Ini termasuk workshop, diskusi panel, wisata makanan, makan siang dan makan malam di meja panjang, kegiatan yang membawa makanan dari hutan, perjalanan jalan kaki, dan pesta koktail. Pada malam hari, Pusat Festival menawarkan kios makanan terbaik di Bali dengan film, musik live, dan DJ.

Check Also

Heboh curhatan Turis Kanada: Wisata Pulau Togean Sulawesi Bak Neraka!

Ketika mereka berlibur di Kepulauan Togean, Tojo Una-Una, Sulteng, seorang turis Kanada mengeluh. Ia sampai …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *