Senin , 14 Oktober 2024

HIDUP BERPOLA DAN TERPOLA

Literasi | www.aceh.co.id

Kehidupan anak adam hakikatnya penuh dengan rutinitas yang bergulir selama 24 jam sepanjang siang dan malam. Rutinitas yang terus saja berganti sesuai kapasitas pemenuhan kebutuhan setiap pribadi yang berbeda. Ada diantara kapasitas pemenuhan kebutuhan yang hanya terformat dalam ruang lingkup pemenuhan kebutuhan sandang pangan, kebutuhan ekonomi dan finasial dalam upaya mensejahterakan dan memakmurkan hidup, ada juga diantaranya yang coba beraktivitas untuk kebutuhan pengabdian dan sosial untuk sesama serta tak jarang yang melakukan rutinitas hanya sebatas pemenuhan kebutuhan refreshing dan relaksasi semata.

Tentunya setiap ruang lingkup yang berbeda ini jika dikerjakan oleh satu individu akan menguras semua waktu yang ada yang hanya tersedia 24 jam perharinya, 7 hari perpekannya dan hanya tersedia rata-ratanya 30 hari atau 31 hari setiap bulannya bahkan terkadang ada yang hanya 28 atau 29 hari dalam sebulan. Akankah waktu yang tersedia itu mampu menghandle segala kebutuhan tersebut di atas dan mampukah seorang individu melakukaknnya dalam waktu bersamaan? Pertanyaan ini hanya akan terjawab iya bagi individu yang memiliki loyalitas dan pembagian waktu yang cukup akurat dalam menjalankan segala aktivitas yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Dan, akan terjawab tidak bagi individu yang sama sekali tidak punya pola manajemen waktu yang cukup baik dalam menjalankan rutinitas kehidupannya walau hanya demi untuk memenuhi beberapa kebutuhan saja.

Iya, tepat sekali, hanya indivudu yang memiliki pengaturan waktu yang tepatlah yang mampu meraih apa yang sudah dicita-citakan. Individu yang mempunyai kepribadian bersikap dan bertindak secara komitmen dan konsisten terhadap pengaturan waktu yang hanya dirinya sendiri sajalah yang paham benar akan pengelolaan waktu tersebut. Hal ini dikarenakan setiap pribadi di dunia ini tentunya memiliki kemampuan, ketahanan fisik dan keterbatasan dalam hal-hal tertentu yang bisa jadi merupakan kelebihan bagi sebagian orang dan kekurangan bagi sebagian yang lain. Oleh sebab itu, hal ini merupakan keunikan tersendiri dari setiap pribadi yang Allah takdirkan dengan karakteristik yang berbeda agar bisa saling melengkapi dan menyeimbangi kehidupan semesta. Sehingga hanya jiwa-jiwa yang sadar akan perbedaan ini akan mampu bersikap bijak dalam bertindak tanpa memaksakan ukuran bajunya harus sama dengan ukuran baju temannya.

Maka hanya pribadi-pribadi yang memiliki karakteristik kemandirian dan kedispilan hiduplah yang akan mampu menyeimbangi segala kebutuhan tersebut di atas. Kemandirian yang dimulakan dalam melakukan sesuatu tanpa bergantung pada orang lain, namun terkadang dalam beberapa prinsip rutinitas kesehariannya coba mengikuti pola hidup orang-orang yang telah sukses terlebih dahulu berdasarkan pola hidup tersebut. Kemandirian yang tentunya juga akan membentuk karakter disiplin dari dalam diri sehingga menciptkan pola hidup yang teratur dan tersusun rapi. Maka akhirnya orang-orang yang seperti inilah yang akan mampu memenuhi segala kebutuhan hidupnya secara berpola dan akhirnya tanpa disadari dengan sendirinya terpola dan terpatri dalam diri seseorang sehingga ia akan mudah saja mengerjakan dan menjalani rutinitas hidupnya langkah demi langkah, bagian demi bagian, pekerjaan demi pekerjaan terselesaikan dengan taratur sesuai dengan penjadwalan waktunya masing-masing.

Coba kita contohkan seperti halnya pola kehidupan umat muslim selama bulan puasa tentunya sangat berbeda dengan pola kehidupan yang dijalani sebelas bulan lainnya. Hal ini menjadi keistimewaan yang awalnya mungkin bagi sebagian harus memaksakan diri menyeimbangi pola yang seharusnya untuk bulan ramadan. Di bulan puasa atau bulan ramadan seorang muslim harus merubah pola ibadah, pola makan, pola tidur, pola bangun tidur, dan pola istirahat dan juga olah raganya secara signifikan. Misalnya dalam hal beribadah di dalam bulan ramadan, seorang muslim bukan hanya wajib mengerjakan shalat lima waktu dan mungkin oleh sebagian juga diikuti oleh shalat sunat penggiring shalat wajib yang biasa dikenal dengan shalat rawatib, tetapi juga dalam hal ini seorang muslim juga dibebani dengan tambahan shalat sunat lainnya yang hanya ada di bulan ramadan yaitu setelah shalat isya dilanjutkan dengan shalat sunat terawih. Dengan mengerjakan shalat terawih yang juga disertai dengan shalat witir ini tentu saja sudah mengubah pola hidup seseorang yang mungkin kalau di luar bulan ramadan waktu setelah shalat isya digunakan untuk rutinitas yang lain. Belum lagi yang jika seseorang juga menerepkan bagi dirinya menambah beberapa shalat malam lainnya setelah tidur dan juga mungkin menggunakan beberapa jam waktu malamnya untuk membaca al-Qur’an dan berbagai bentuk ibadah lainnya. Oleh sebabnya ketika pola ibadah seorang muslim sudah berubah maka berubah pula pola tidur dan pola istirahatnya.

Selanjtunya pola kehidupan di bulan ramadan ini juga menuntut seorang muslim mengubah pola makannya. Jika saja seseorang secara umum makan dengan pola tiga waktu yaitu pagi, siang dan malam maka dalam bulan ramadan pola ini bergeser menjadi dua waktu saja yaitu waktu sahur yang dilakukan sebelum waktu shubuh dan waktu berbuka yang dilakukan tepat di waktu maghrib tiba. Belum lagi seseorang yang terbiasa melakukan olah raga dalam kesehariannya, maka ketika ramadan dia mesti mereset kembali penjadwalan waktu yang cocok dalam melakukan olah raga sehingga tidak mengganggu puasa dan ibadah lainnya selama bulan puasa. Dan tentunya semua pola ini dilakukan hampir oleh semua muslim di dunia ini dengan meninggalkan pola hidupnya sebelum bulan ramadan. Kemudian dibuktikan bahwa mereka mampu dan bertahan dengan pola tersebut selama sebulan penuh yang mungkin oleh sebagian harus dimulai dengan sedikit memaksakan irama diri dan irama tubuh dalam mengejarnya.

Demikianlah sebuah pola hidup dibangun yang merupakan gambaran kepribadian seseorang yang dalam ketenguhannya memegang konsisten diri, komitmen dalam setiap agenda, tegas memberlakukan waktu sesuai porsi yang sudah ditetapkan sehingga pribadi ini akan menjadi pribadi yang mandiri dan disiplin dalam memenuhi kebutuhan hidup yang menjadi standarnya. Dan semoga saja dengan pola yang sudah terbangun selama bulan Ramadan ini bisa membentuk karakter anak adam yang sangat ingin merubah diri dengan tanpa meninggalkan motivasi Ramadan dengan cara berketerusan menjalan beberapa pola hidup selama bulan Ramadan walaupun Ramadan sudah bersiap meninggalkan kita beberapa jam lagi. Aamiin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *